"Oiiiii...atan, dikau nak kemano?", teriak Nizam dengan logat Bengkalis. Dalam logat Bengkalis, "kemana" menjadi "kemano".
Saat itu aku baru turun tangga sehabis neken Akte Kelahiran sebagai tugasku yang telah selesai diketik. "Woii... dikau ni tereak-tereak aje, ini kantor, bahlul....", teriakku membalas dengan logat Tanjung Pinang yang banyak menggunakan huruf e lemah. Astaga, aku melarang Nizam teriak, aku malah ikut teriak. Hahahahaha...
"Tak ado do, sini kejaplah", kata Nizam
"Haaaa.... ape cite?", tanyaku
"Engkau dengar ni, kau pernah dengar cerita Yong Dollah ngael ikan di Jepang?", lanjut Nizam
"Lom lah, macam mana pula tu, haaa... cite lah", sambungku
Maka dia pun bercerita Yong Dollah lagi
Waktu tu khan Yong pergi ke negeri Jepun. Terus ikut orang Jepun tu bekelah dekat kolam ikan. Abis tu orang Jepun tu ngael. Tapi umpannya tak sama seperti kita. Orang Jepun tu pakai umpan daun yang tumbuh dekat situ. Sememang aneh. Orang Jepun tu mengait selai daun, campak ke kolam, aleh-aleh dapat ikan dengan umpan selai daun tu.
Yong pening lalat juga liat orang tu. Yong ambil parang. Yong tebang pohon yang daunnya untuk umpan ikan tu. Lalu Yong letak pohon tu di kolam. Tak lama, Yong angkat pohon tu dari kolam. Haaaaa... Yong pun dapat 10 ton ikan yang makan daun pohon tu. Yong lebih pandai dari orang Jepun tu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar